Keterdapatan batumulia jenis krisokola dijumpai berupa urat - urat mengisi rekahan yang terdapat pada batuan lava andesit, secara geologi termasuk dalam penyebaran satuan lava andesit yang berumur Oligosen. Batumulia jasper dijumpai berupa bongkah-bongkah di sungai dan di pantai, terdapat bersama-sama dengan bongkah-bongkah krisokola. Di pantai Waringin, Desa Imbuimbu krisokola mempunyai sumber daya hipotetik sebesar 2.000 m3, sedang jasper dengan sumber daya hipotetik sebesar 1.000 m3.
Keterdapatan batumulia krisokola di daerah Pulau Kasiruta ini tersebar di tujuh lokasi meliputi wilayah empat desa, yaitu Desa Palamea, Desa Imbuimbu, Desa Doko dan Desa Bisori. Sedangkan batumulia jasper tersebar di dua desa yakni Desa Doko dan Desa Imbuimbu.
Batumulia krisokola dan jasper dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku batu permata atau perhiasan.
Keterdapatan batumulia krisokola di daerah Pulau Kasiruta ini tersebar di tujuh lokasi meliputi wilayah empat desa, yaitu Desa Palamea, Desa Imbuimbu, Desa Doko dan Desa Bisori. Sedangkan batumulia jasper tersebar di dua desa yakni Desa Doko dan Desa Imbuimbu.
Batumulia krisokola dan jasper dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku batu permata atau perhiasan.
Jasper termasuk golongan kuarsa mikrokristalin granular yang mempunyai campuran bermacam-macam warna dan biasanya pekat. Kekerasannya antara 6,5 - 7 pada skala Mohs dan berat jenis 2,7. Lokasi kerdapatan jasper antara lain sekitar daerah Tano Ma’ake dan Sungai Majiko desa Doko, serta pantai Waringin, Desa Imbuimbu, dijumpai sebagai bongkah-bongkah berukuran mencapai antara 5 cm hingga 70 cm.
Di daerah Tano Ma’ake, Desa Doko jasper dijumpai berupa bongkah berukuran diameter sekitar 70 cm di lokasi KS-06. berwarna coklat muda hingga coklat tua, keras dan masif.
Di daerah sekitar aliran Sungai Majiko, Desa Doko, jasper dijumpai berupa bongkah-bongkah berukuran antara 5 – 20 cm, berwarna coklat muda hingga abu-abu kekuningan, keras.
Di daerah pantai Waringin, Desa Imbuimbu, jasper dijumpai di pantai bersama-sama dengan bongkah krisokola. Bongkah jasper berukuran diameter 5 – 10 cm, berwarna coklat tua, coklat kemerahan dan kehijauan. Di lokasi KS-02 dan KS-31 tersebar seluas sekitar 200 x 50 meter dengan ketebalan rata-rata sekitar 1 meter. Dengan asumsi keterdapatan bongkah jasper sekitar 10 %, sumber daya hipotetik dapat ditentukan sebesar 1.000 m3.
Prospek Pemanfaatan Dan Pengembangan Bahan Galian
Pemanfaatan batumulia krisokola dan jasper cukup banyak dan beragam terutama sebagai bahan baku untuk perhiasan.
Sehubungan semakin meningkatnya kebutuhan batumulia dewasa ini, maka kebutuhan bahan baku batumulia juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku batumulia maka diperlukan data-data dan informasi tentang kerdapatan batumulia.
Prospek pengembangan bahan galian yang tergolong batumulia, dapat dilakukan melalui proses pengolahan untuk dijadikan batupermata atau perhiasan. Proses pengolahan tersebut dapat dilakukan oleh penduduk setempat yang didukung dengan ketrampilan khusus dan peralatan yang memadai. Hal lain yang dapat dilakukan dalam hubungannya dengan prospek pengembangan bahan galian ini, yaitu dengan cara membawa bahan baku tersebut ke tempat lain untuk dijadikan batu permata/perhiasan.
Pada saat ini di Pulau Kasiruta dan Labuha (Ibukota Kabupaten) sudah ada pengrajin batumulia, jumlahnya 28 pengrajin. Produk yang dihasilkan dikenal dengan sebutan ”Batu Bacan”. Dalam pengerjaannya para pengrajin ini masih menggunakan peralatan sangat sederhana sehingga produk yang dihasilkan masih terbatas, baik dalam bentuk maupun jumlahnya.
Dalam pengambilan dan pengolahan bahan baku, para penambang dan pengrajin (penduduk setempat) masih menggunakan pahat dan linggis sehingga banyak bahan baku yang terbuang karena pecah-pecah. Pecahan bahan baku krisokola yang terbuang ini sebenarnya masih dapat digunakan sebagai bahan baku untuk batu hias.
Dari hasil penyelidikan lapangan, dapat diketahui berbagai jenis batuan di daerah penyelidikan. Jenis-jenis batuan yang terdapat di daerah penyelidikan terdiri dari batuan volkanik dan batuan sedimen. Batuan volkanik terdiri dari breksi gunungapi dan lava andesit, tersebar di bagian barat dan tengah pulau Kasiruta. Lava andesit di beberapa tempat menunjukan struktur lava bantal dan alur-alur bekas aliran lava. Pada umumnya lava andesit ini telah mengalami ubahan propilitisasi, demikian pula halnya dengan komponen andesit dalam breksi gunungapi. Gejala mineralisasi dijumpai berupa mineral berwarna biru kehijauan yang terdapat mengisi rekahan dalam lava andesit ataupun di dalam semen batuan breksi gunungapi. Pada beberapa tempat dijumpai batupasir dan batulempung sebagai sisipan.
Batuan sedimen terdiri dari batugamping dan batugamping pasiran, tersebar di bagian tenggara dan utara Pulau Kasiruta, sedangkan batuan tufa pasiran dijumpai tersebar di bagian selatan dan baratdaya Pulau Kasiruta.
Berdasarkan pengumpulan data primer hasil pengamatan langsung di lapangan, di daerah penyelidikan terdapat beberapa jenis batumulia, yaitu krisokola dan jasper.
Potensi batumulia di Pulau Kasiruta terpusat di bagian barat pulau Kasiruta, terutama di sekitar wilayah Desa Palamea, Desa Doko, Desa Bisori dan Desa Imbuimbu.
Categories:
Geologi